Desa Mambal adalah sebuah Desa kuno yang telah ada pada abad ke 10, bila
kita mengungkapkan sejarah Desa Mambal maka dapat kita lihat dari
sumber-sumber sejarah berupa :
Benda kuno lingga yoni
Babad dalam, pamacongah dan babad mengwi
Informasi dari Ida Bagus Ketut Kajeng, I Gusti Ngurah Rai
Sumber sejarah dari lingga yoni dilihat dari perkembangan lingga yoni
sebagai perwujudan penghormatan terhadap dewa Siwa yang ditunjuk dalam
prasasti Dinoyo tahun 759 Masehi. Dari perkembangan lingga yoni sebagai
perwujudan penghormatan terhadap penghormatan Dewa Siwa berkembang
sampai ke Bali yang bertebaran di tempat-tempat suci seperti puncak
Penulisan. Sedangakan salaha satu lingga yoni terdapat pula di Wtungsut /
Batungsut yang sekarang dapat di temukan di pura gunung rata di areal
Pura Khayangan Desa lan Puseh Desa Adat Mambal, Kecamatan Abiansemal,
Kabupateb Badung sebagai perwujudan penghormatan terhadap Dewa Siwa dan
berfungsi pula untuk permohonan keselamatan pertanian khususnya
penghalau hama / merana.
Pada Zaman pemerintahabn dalam segining tahun 1580-1605 di Puri Gelgel
Klungkung, Raja dibantu patihnya bernama I Gusti Agung Kaler, waktu
pemerintahannya sering terjadi pemberontakan yang di lakukan oleh
keluarga penatih, tetapi atas kepandaian I Gusti Agung Widia
pemberontakan dapat diurungkan.
Sedangakan akibat sering terjadi kekalutan di Puri Gelgel Klungkung
menyebabkan I Gusti Ngurah Mambal mengembara ke daerah rakyatn punta
yakni di wilayah bernama Watungsut / Batuangsut.
Pada Tahun 1343 ekspedisi Gajah Mada dari Majapahit yang di bantu oleh
panglima perangnnya seperti Arya Kenceng, Arya Damar, Arya Belog, Arya
Sentong, Arya Belontong, Tan Kober, Tan Kawur, dan Rakyan Punta. Setelah
Bali dapt ditundukkan kecuali Arya Damar seluruh panglima perang
majapahit di haruskan menetap di Bali untuk menjaga keamanan Pulau Bali.
Rakyan punta menetap menjaga keamanan untuk daerah Batuangsut,
sedangakn I Gusti Ngurah Mambal yang mengembara dari Gelgel Klungkung
sampai di daerah Batuangsut bertemu dengan I Gusti Ayu Karang Putra dari
rakyan Punta.
Mengingat tingkah laku dari I Gusti ngurah Mambal kepada rakyan punta
baik, maka rakyan punta berkenan putrinya I Gusti Ayu Karang Putra
dinikahkan oleh I Gusti Ngurah Mambal dan selanjutnya I Gusti Ngurah
Mambal menetap di rumah mertuanya din Desa Batuangsut. Lama kelamaan I
Gusti Ngurah Mambal menggantikan mertuannya sebagai penguasa di Desa
Batuangsut sehingga Desa Batunagsut di ganti menjadi Desa Mambal sesuai
nama penguasa yang memerintah desa tersebut.
Selanjutnya Perkembangan suatu Desa tidak terlepas dari perkembangan
suatu desa tidak terlepas dari perkembangan penduduk sehingga Desa
Mambal Berkembang dalam arti wilayah Desa diubah namanya dalam lingkup
yang lebih kecil seperti :
Semana
Baturning
Umahanyar
Mekarbuana
Kecamatan Abiansemal
Semua termasuk dalam Kabupaten Badung, Provinsi Bali yang merupakan Desa pemekaran dari Desa Mambal sejak tahun 1999.
Demikian perkembangan sejarah Desa Mambal secara singkat dari semenjak
munculnya nama penguasa di Mambal sampai terbentuknya nama Desa Mambal
Silsilah keturunan Ida Batuangsut dan perjalanannya dari Batur menuju br.Baturning
Kamis, 10 Desember 2015
Dang Kahyangan Pura Gede Luhur Batu Ngaus
SULUHBALI.CO, Mangupura – Sepanjang pantai yang
membentang dari pantai Kuta ke arah utara ke barat, begitu banyak ada
pantai yang tak kalah menarik, dan eksotisnya dengan pantai Kuta.
Misalnya ada pantai Seminyak, Brawa, Petitenget, Canggu dan pantai
Mengening. Pantai Mengening ini terletak di Desa Cemagi, Kecamatan
Mengwi, Badung. Meski tidak berpasir putih, tapi batu-batu karang yang
berada di sepanjang pantai ini sangat indah. Termasuk keindahan sunset,
saat matahari mulai tenggelam sore hari di ujung barat pantai.
Disamping itu sepanjang jalan menuju ke pantai Mengening ini, kita akan
disuguhi suasana dan pemandangan sejuk dari hamparan sawah-sawah yang
sangat luas di kiri kanan jalan.
Menariknya lagi, di pantai Mengening berdiri sebuah Pura Dang Kahyangan,
Pura Gede Luhur Batu Ngaus. Pura ini berada diatas batu karang, di
tengah laut. Kini dihubungkan dengan jalan yang permanen menuju Pura.
Sepintas kita lihat mirip dengan Pura Tanah Lot, Kediri, Tabanan. Pura
yang terbuat dari bahan batu hitam ini, juga dikelilingi karang-karang
yang indah, dengan deburan ombak putih yang juga menambah pesona pantai
ini. Lahan parkir juga tersedia luas dengan pagar dari batu hitam,
dihiasi deretan patung-patung diatasnya. Di sebelah utara parkir, juga
berdiri megah sebuah wantilan.
Mencari pantai ini juga tidak begitu sulit. Bila kita dari arah Canggu
ke barat, sesampainya di pertigaan jalan raya Munggu-Tanah Lot,
terpampang plang penunjuk jalan menuju ke pantai Mengening serta Desa
Cemagi. Kita tinggal belok ke selatan, dari jalan raya tersebut ke
pantai jaraknya sekitar 4 km. Setelah melewati desa, kita akan disambut
suasana sejuk persawahan yang terhampar luas. Dengan segala aktifitas
para petani yang lagi menggarap lahan sawahnya. . Nampak sawah-sawah
disana sangat subur sekali, petani sepertinya tidak kekurangan air.
Kemudian di ujung jalan dekat pantai, sudah berdiri beberapa villa.
Tidak diketahui kenapa disebut pantai Mengening. Mungkin saja mengening
dari kata ning dimaknai suci, hening, sepi, tenang. Sesuai dengan
suasana pantai yang juga berdiri sebuah pura di tengah laut. Memberi
vibrasi kesucian, keheningan, ketenangan dan kedamaian. Tak salah
karena kini menarik minta orang-orang untuk tinggal disana, di
villa-villa sekitar pantai ini. Membayangkan sebelum ramai, sebelum
berdiri bangunan dan beberapa villa. Tempat ini tentu sangat sepi,
hening, tempat untuk menyepi (semedi) karena berada diujung selatan,
dengan hamparan persawahan yang begitu luas sebelum mencapai pantai
Mengening ini. Meski kini pantai ini makin dikenal, makin ramai
dikunjungi oleh warga lokal, wisatawan lokal maupun asing. Terutama sore
hari, apalagi pas hari minggu atau hari-hari libur. Disamping indah,
akses jalan menuju pantai ini juga sangat mudah dan dekat . Keheningan,
kesucian pantai Mengening tetap masih terasa.
Langganan:
Postingan (Atom)