Kamis, 10 Desember 2015

Sejarah Desa Mambal

Desa Mambal adalah sebuah Desa kuno yang telah ada pada abad ke 10, bila kita mengungkapkan sejarah Desa Mambal maka dapat kita lihat dari sumber-sumber sejarah berupa :

    Benda kuno lingga yoni
    Babad dalam, pamacongah dan babad mengwi
    Informasi dari Ida Bagus Ketut Kajeng, I Gusti Ngurah Rai

Sumber sejarah dari lingga yoni dilihat dari perkembangan lingga yoni sebagai perwujudan penghormatan terhadap dewa Siwa yang ditunjuk dalam prasasti Dinoyo tahun 759 Masehi. Dari perkembangan lingga yoni sebagai perwujudan penghormatan terhadap penghormatan Dewa Siwa berkembang sampai ke Bali yang bertebaran di tempat-tempat suci seperti puncak Penulisan. Sedangakan salaha satu lingga yoni terdapat pula di Wtungsut / Batungsut yang sekarang dapat di temukan di pura gunung rata di areal Pura Khayangan Desa lan Puseh Desa Adat Mambal, Kecamatan Abiansemal, Kabupateb Badung sebagai perwujudan penghormatan terhadap Dewa Siwa dan berfungsi pula untuk permohonan keselamatan pertanian khususnya penghalau hama / merana.

Pada Zaman pemerintahabn dalam segining tahun 1580-1605 di Puri Gelgel Klungkung, Raja dibantu patihnya bernama I Gusti Agung Kaler, waktu pemerintahannya sering terjadi pemberontakan yang di lakukan oleh keluarga penatih, tetapi atas kepandaian I Gusti Agung Widia pemberontakan dapat diurungkan.

Sedangakan akibat sering terjadi kekalutan di Puri Gelgel Klungkung menyebabkan I Gusti Ngurah Mambal mengembara ke daerah rakyatn punta yakni di wilayah bernama Watungsut / Batuangsut.

 Pada Tahun 1343 ekspedisi Gajah Mada dari Majapahit yang di bantu oleh panglima perangnnya seperti Arya Kenceng, Arya Damar, Arya Belog, Arya Sentong, Arya Belontong, Tan Kober, Tan Kawur, dan Rakyan Punta. Setelah Bali dapt ditundukkan kecuali Arya Damar seluruh panglima perang majapahit di haruskan menetap di Bali untuk menjaga keamanan Pulau Bali. Rakyan punta menetap menjaga keamanan untuk daerah Batuangsut, sedangakn I Gusti Ngurah Mambal yang mengembara dari Gelgel Klungkung sampai di daerah Batuangsut bertemu dengan I Gusti Ayu Karang Putra dari rakyan Punta.

Mengingat tingkah laku dari I Gusti ngurah Mambal kepada rakyan punta baik, maka rakyan punta berkenan putrinya I Gusti Ayu Karang Putra dinikahkan oleh I Gusti Ngurah Mambal dan selanjutnya I Gusti Ngurah Mambal menetap di rumah mertuanya din Desa Batuangsut. Lama kelamaan I Gusti Ngurah Mambal menggantikan mertuannya sebagai penguasa di Desa Batuangsut sehingga Desa Batunagsut di ganti menjadi Desa Mambal sesuai nama penguasa yang memerintah desa tersebut.

Selanjutnya Perkembangan suatu Desa tidak terlepas dari perkembangan suatu desa tidak terlepas dari perkembangan penduduk sehingga Desa Mambal Berkembang dalam arti wilayah Desa diubah namanya dalam lingkup yang lebih kecil seperti :

    Semana
    Baturning
    Umahanyar
    Mekarbuana
    Kecamatan Abiansemal

Semua termasuk dalam Kabupaten Badung, Provinsi Bali yang merupakan  Desa pemekaran dari Desa Mambal sejak tahun 1999.

Demikian perkembangan sejarah Desa Mambal secara singkat dari semenjak munculnya nama penguasa di Mambal sampai terbentuknya nama Desa Mambal

Dang Kahyangan Pura Gede Luhur Batu Ngaus


SULUHBALI.CO, Mangupura – Sepanjang pantai yang membentang dari pantai Kuta ke arah utara ke barat, begitu banyak ada pantai yang tak kalah menarik, dan eksotisnya dengan pantai Kuta. Misalnya ada pantai Seminyak, Brawa, Petitenget, Canggu dan pantai Mengening.  Pantai Mengening ini terletak di Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi, Badung. Meski tidak berpasir putih, tapi batu-batu karang yang berada di sepanjang pantai ini sangat indah. Termasuk keindahan sunset, saat matahari mulai tenggelam sore hari di ujung barat pantai.  Disamping itu sepanjang jalan menuju ke pantai Mengening ini, kita akan disuguhi suasana dan pemandangan sejuk dari hamparan sawah-sawah yang sangat luas di kiri kanan jalan.
Menariknya lagi, di pantai Mengening berdiri sebuah Pura Dang Kahyangan, Pura Gede Luhur Batu Ngaus. Pura ini berada diatas batu karang, di tengah laut. Kini dihubungkan dengan jalan yang permanen menuju Pura. Sepintas kita lihat mirip dengan Pura Tanah Lot, Kediri, Tabanan. Pura yang terbuat dari bahan batu hitam ini, juga dikelilingi karang-karang yang indah, dengan deburan ombak putih yang juga menambah pesona pantai ini. Lahan parkir juga tersedia luas dengan pagar dari batu hitam, dihiasi deretan patung-patung diatasnya. Di sebelah utara parkir, juga berdiri megah sebuah wantilan.
Mencari pantai ini juga tidak begitu sulit. Bila kita dari arah Canggu ke barat, sesampainya di pertigaan jalan raya Munggu-Tanah Lot, terpampang plang penunjuk jalan menuju ke pantai Mengening serta Desa Cemagi. Kita tinggal belok ke selatan, dari jalan raya tersebut ke pantai  jaraknya sekitar 4 km. Setelah melewati desa, kita akan disambut suasana sejuk persawahan yang terhampar luas. Dengan segala aktifitas para petani yang lagi menggarap lahan sawahnya. . Nampak sawah-sawah disana sangat subur sekali, petani sepertinya tidak kekurangan air. Kemudian di ujung jalan dekat pantai, sudah berdiri beberapa villa.
Tidak diketahui kenapa disebut pantai Mengening. Mungkin saja mengening dari kata ning dimaknai suci, hening, sepi, tenang. Sesuai dengan suasana pantai yang juga berdiri sebuah pura di tengah laut. Memberi  vibrasi kesucian, keheningan, ketenangan dan kedamaian. Tak salah karena kini menarik minta orang-orang untuk tinggal disana, di villa-villa sekitar pantai ini. Membayangkan sebelum ramai, sebelum berdiri bangunan dan beberapa villa. Tempat ini tentu sangat sepi, hening, tempat untuk menyepi (semedi) karena berada diujung selatan, dengan hamparan persawahan yang begitu luas sebelum mencapai pantai Mengening ini.  Meski kini pantai ini makin dikenal, makin ramai dikunjungi oleh warga lokal, wisatawan lokal maupun asing. Terutama sore hari, apalagi pas hari minggu atau hari-hari libur. Disamping indah, akses jalan menuju pantai ini juga sangat mudah dan dekat . Keheningan, kesucian pantai Mengening tetap masih terasa.